Satu hal yang perlu ditinjau kembali dari amalan zakat fitrah adalah memaksakan pembahagian zakat fitrah mesti kepada delapan ashnaf. Mereka berhujjah dengan aturan pembagian zakat mal yang difirmankan oleh Allah di dalam surah at-Taubah ayat 60 :
إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ
وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي
الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللهِ وَابْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً
مِنَ اللهِ وَاللهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ.
“Sesungguhnya zakat-zakat itu,
hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat,
Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang
yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui
lagi Maha Bijaksana.”[1]
Sebenarnya konteks ayat tersebut khusus berkaitan dengan mustahiq
bagi zakat mal selain zakat fitrah, sedangkan mengenai zakat fitrah Rasulullah Saw
dengan tegas menyatakan bahwa tujuan zakat fitrah adalah untuk memberi makan
kepada orang-orang miskin di samping untuk mensucikan orang-orang yang berpuasa
dari lahan (perbuatan sia-sia) dan rafats[2].
خُذْ مِنْ أَمْوالِهِمْ
صَدَقَةً، الآية.
Adapun zakat fitrah, diwajibkan oleh Rasulullah Saw
sesuai dengan penjelasan hadits:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ فَرَضَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم زَكَاةَ الْفِطْرِ، الحديث.
“Dari Ibnu Umar Ra
dia berkata Rasulullah Saw mewajibkan zakat fitrah, dst.”[6]
Pensyariatan Zakat Mal dan Zakat Fitrah
1. Zakat mal, difardhukan oleh Allah di Madinah pada
bulan syawal tahun kedua hijriyah[7]
namun menurut imam Ibnu Katsir sekalipun diwajibkan di Madinah, sebenarnya zakat telah diamalkan sejak
periode Mekah (sebelum hijrah), hal ini dibuktikan dengan adanya ayat-ayat yang
menyebut tentang zakat yang turun pada periode itu[8],
diantaranya adalah;
وَآتُوا
حَقَّهُ يَوْمَ حَصادِهِ، الأية.
"Dan tunaikanlah haknya di hari
memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin).”[9]
2. Zakat fitrah, difardhukan oleh
Rasulullah Saw di Madinah juga di tahun kedua hijriyah, namun sebelum
diwajibkannya zakat mal oleh Allah, kewajiban zakat fitrah bersamaan dengan
diwajibkannya kewajiban ibadah puasa Ramadhan.[10]
Muzakki (Orang Yang Dibebani Kewajiban Zakat)
1. Zakat mal, diwajibkan kepada para pemilik harta (orang-orang
kaya) yang memenuhi kreteria mukallaf (dewasa dan sehat akalnya) yang
hartanya telah masuk nishab dan sudah disimpan selama satu tahun (haul)
kecuali zakat zuru’ (hasil tanaman) yang wajib didatangkan saat memetik
buah dan dalam fiqh kontemporer ditambah dengan zakat profesi, yang zakatnya
didatangkan saat menerima hasil profesinya.
2. Zakat fitrah, diwajibkan kepada semua orang Islam orang-orang,
bahkan hamba dan anak-anak, walaupun tidak memenuhi kreteria mukallaf.
Tujuan Diwajibkan
1. Zakat mal, diwajibkan untuk mensucikan harta dan membersihkan
pelakunya dari berbagai dosa termasuk dosa menimbun harta;
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ
صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا، الآية.
“Ambillah dari
harta mereka shadaqah (zakat) yang dengannya kamu mensucikan dan membersihkan
mereka dari dosa dst.”[11]
2. Zakat fitrah, diwajibkan untuk mensucikan
orang yang berpuasa dari rafats
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: فَرَضَ
رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً
لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ، الحديث.
“Dari Ibnu Abbas dia berkata; Rasulullah Saw
mewajibkan zakat fitrah sebagai alat bersuci bagi orang yang puasa dar lahan
dan raftas, dst.”[12]
Mustahiq (Orang Yang Berhak Menerima)
1. Zakat mal, yang berhak menerima telah ditentukan oleh Allah
langsung sebagaimana yang diatur di dalam surah at-Taubah ayat 60 di atas.
2. Zakat fitrah, yang berhak
menerima ditetapkan oleh Rasulullah Saw yaitu orang-orang miskin.
وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ، الحديث.
Fakta-fakta
di atas menjadi hujjatun balighah (hujjah yang terang) bahwa zakat fitrah
sepenuhnya adalah hak fakir-miskin dan tidak boleh dibagikan kepada selain
mereka, sekalipun masuk dalam golongan delapan ashnaf, Wallahu A’lam.
[1] QS. At-Taubah : 60.
[2] Rafats adalah ucapan atau perbuatan yang porno atau syahwat
[3] Lihat : Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, terj. Bhs. Indonesia hal
964.
[4] Mustahiq adalah orang yang
berhak menerima zakat.
[5] QS. At-Taubah : 103.
[6] Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari (Kitab az-Zakah) : 2/130.
[7] Al-Zuhaili, Op.cit.,
h. 167.
[8] Ibnu Kasir, Ismail
bin Umar, Tafsir al-Qur’an al-Azim, Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1998, jilid
5/403
[9] QS. Al-An’am (06)
: 141.
[10] Lihat az-Zuhaili, Fiqh Islam wa adillatuhu, Jilid III, hal 349.
[11] QS. At-Taubah : 103.
[12] Abu Dwud, Sunan Abu Dawud (Kitab az-Zakah) : 2 : 111.
[13] Abu Dwud, Sunan Abu Dawud (Kitab az-Zakah) : 2 : 111.
2 comments:
Jakumullah!
Informasinya sangat bermanfaa, semoga Allah membalas pahala anda lebih banyak
terima kasih atas informasinya
semoga Allah memberikan pahala berlipat lipat ganda untuk anda semua
Post a Comment