Saturday, July 6, 2013

Tafsir Ibnu Katsir



Judul kitabnya adalah Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim

Pengarangnya adalah Abul Fida’, Imaduddin Ismail bin Umar bin Katsir al-Qurasyi al-Bushrawi ad-Dimasyqi, lebih dikenal dengan nama Ibnu Katsir. Beliau lahir pada tahun 701 H di sebuah desa yang menjadi bagian dari kota Bushra di negeri Syam.

Beliau juga menimba ilmu dari Isa bin Muth’im, Ibn Asyakir, Ibn Syairazi, Ishaq bin Yahya bin al-Amidi, Ibn Zarrad, al-Hafizh adz-Dzahabi, syaikh Ibnu Qayyim al-Jauziyah dan juga gurunya yaitu Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.

Selain itu, beliau juga belajar kepada Syaikh Jamaluddin Yusuf bin Zaki al-Mizzi, salah seorang ahli hadits di Syam. Syaikh al-Mizzi ini kemudian menikahkan Ibn Katsir dengan putrinya.

Ibnu Katsir meninggal dunia pada tahun 774 H di Damaskus dan dikuburkan bersebelahan dengan makam ulama besar yang dikaguminya, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.

Metodologi Tafsirnya

Metode penyusunan yang dilakukan oleh Imam Ibnu Katsir  adalah dengan cara menyebutkan ayat terlebih dahulu, kemudian menjelaskan makna secara umum, selanjutnya menafsirkannya dengan ayat, hadits, perkataan sahabat dan tabi’in.

Terkadang beliau menjelaskan seputar hukum yang berkiatan dengan ayat, dengan dukungan dalil lain dari al-Quran dan hadits serta dilengkapi dengan pendapat para ahli Fiqh disertai dalilnya apabila terdapat perbedaan pendapat diantara mereka, selanjutnya beliau mentarjihkan (memilih dan menguatkan) salah satu pendapat tersebut.

Keunggulan Kitab Tafsir Ibnu Katsir

Merupakan salah satu kitab tafsir yang paling banyak diterima dan tersebar di tengah ummat ini. Imam Ibnu Katsir telah menghabiskan waktu yang sangat lama untuk menyusunnya, tidak mengherankan jika penafsiran beliau sangat kaya dengan riwayat, baik hadits maupun atsar, terutama hadits periwayatan dari Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah dalam kitab al-Musnad tercantum dalam kitab tafsir ini.

Beliau juga banyak memberi peringatan akan riwayat-riwayat yang berbau israiliyat (kisah-kisah yang bersumber dari orang-orang ahli kitab) yang terdapat di dalam kitab-kitab tafsir bil-ma’tsur dan telah tersebar di kalangan umat Islam.

Keistimewaan yang terpenting adalah menafsirkan al-Qur’an dengan al-Qur’an (ayat dengan ayat yang lain), menafsirkan al-Qur’an dengan as-Sunnah (Hadits), kemudian dengan perkataan para salafush shalih (pendahulu kita yang shalih, yakni para shahabat, tabi’in dan tabi’it tabi’in), kemudian dengan kaidah-kaidah bahasa Arab.

Karya Ibnu Katsir

Selain Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, beliau juga menulis kitab-kitab lain yang sangat berkualitas dan menjadi rujukan bagi generasi sesudahnya, di antaranya adalah al-Bidayah Wa an-Nihayah yang berisi kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu, Jami’ Al Masanid yang berisi kumpulan hadits, Ikhtishar ‘Ulum al-Hadits tentang ilmu hadits, Risalah Fi al-Jihad tentang jihad dan masih banyak lagi.

No comments:

Wasatiyyah Concept

Wasatiyyah is a moderate concept in Islamic practice. The word wasatiyyah is derived from the word wasatan (وسطا) found in the Qur'an...