Judul kitabnya adalah Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim
Pengarangnya adalah Abul Fida’,
Imaduddin Ismail bin Umar bin Katsir al-Qurasyi al-Bushrawi ad-Dimasyqi,
lebih dikenal dengan nama Ibnu Katsir. Beliau lahir pada tahun 701 H di
sebuah desa yang menjadi bagian dari kota Bushra di negeri Syam.
Beliau juga menimba ilmu dari Isa
bin Muth’im, Ibn Asyakir, Ibn Syairazi, Ishaq bin Yahya bin al-Amidi, Ibn
Zarrad, al-Hafizh adz-Dzahabi, syaikh Ibnu Qayyim al-Jauziyah dan juga gurunya yaitu Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah.
Selain itu, beliau juga belajar
kepada Syaikh Jamaluddin Yusuf bin Zaki al-Mizzi, salah seorang ahli hadits di
Syam. Syaikh al-Mizzi ini kemudian menikahkan Ibn Katsir dengan putrinya.
Ibnu Katsir meninggal dunia pada
tahun 774 H di Damaskus dan dikuburkan bersebelahan dengan makam ulama besar
yang dikaguminya, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.
Metodologi Tafsirnya
Metode penyusunan yang dilakukan oleh Imam Ibnu Katsir adalah
dengan cara menyebutkan ayat terlebih dahulu, kemudian menjelaskan makna secara
umum, selanjutnya menafsirkannya dengan ayat, hadits, perkataan sahabat dan
tabi’in.
Terkadang beliau menjelaskan seputar hukum yang berkiatan dengan ayat,
dengan dukungan dalil lain dari al-Quran dan hadits serta dilengkapi dengan pendapat
para ahli Fiqh disertai dalilnya apabila terdapat perbedaan pendapat diantara
mereka, selanjutnya beliau mentarjihkan (memilih dan menguatkan) salah
satu pendapat tersebut.
Keunggulan Kitab Tafsir Ibnu
Katsir
Merupakan salah satu kitab tafsir yang paling banyak diterima dan
tersebar di tengah ummat ini. Imam Ibnu Katsir telah menghabiskan waktu yang
sangat lama untuk menyusunnya, tidak mengherankan jika penafsiran beliau sangat
kaya dengan riwayat, baik hadits maupun atsar, terutama hadits
periwayatan dari Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah dalam kitab al-Musnad
tercantum dalam kitab tafsir ini.
Beliau juga banyak memberi peringatan akan riwayat-riwayat yang berbau
israiliyat (kisah-kisah yang bersumber dari orang-orang ahli kitab) yang terdapat di dalam
kitab-kitab tafsir bil-ma’tsur dan telah tersebar di kalangan umat Islam.
Keistimewaan yang terpenting
adalah menafsirkan al-Qur’an dengan al-Qur’an (ayat dengan ayat yang lain),
menafsirkan al-Qur’an dengan as-Sunnah (Hadits), kemudian dengan perkataan para
salafush shalih (pendahulu kita yang shalih, yakni para shahabat, tabi’in dan
tabi’it tabi’in), kemudian dengan kaidah-kaidah bahasa Arab.
Karya Ibnu Katsir
Selain Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, beliau juga menulis kitab-kitab
lain yang sangat berkualitas dan menjadi rujukan bagi generasi sesudahnya, di
antaranya adalah al-Bidayah Wa an-Nihayah yang berisi kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu, Jami’ Al Masanid yang berisi
kumpulan hadits, Ikhtishar ‘Ulum al-Hadits tentang ilmu
hadits, Risalah Fi al-Jihad tentang jihad dan masih banyak
lagi.
No comments:
Post a Comment