Monday, July 1, 2013

Shalat Tarawih

Soal: Bagaimanakah cara mengerjakan shalat taraweh yang mengikut sunnah Rasulullah s.a.w?

Jawab: Shalat taraweh sebenarnya adalah shalat tahajud (qiyamullail) yaitu shalat sunnah yang biasa diamalkan oleh Rasulullah Saw dan para sahabat di 1/3 malam yang akhir (kira-kira dari mulai pukul 3 a.m. hingga menjelang waktu subuh) di malam hari.

Rasulullah Saw tidak pernah membedakan shalat tahajud di dalam Ramadhan maupun di luar Ramadhan, artinya setiap malam beliau shalat tahajud konsisten 11 rakaat, berdasarkan hadits penjelasan ummul mukminin Aisyah Ra saat ditanya mengenai shalat tahajudnya Rasulullah di bulan Ramadhan, maka jawaban beliau adalah;


«مَا كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلاَ فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّي أَرْبَعًا، فَلاَ تَسَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ، ثُمَّ يُصَلِّي أَرْبَعًا، فَلاَ تَسَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ، ثُمَّ يُصَلِّي ثَلاَثًا»
Rasulullah tidak pernah menambah (hitungan rakaat shalat tahajud) baik di dalam bulan Ramadhan ataupun di luar Ramadhan atas 11 rakaat, beliau shalat 4 rakaat jangan kamu tanya mengenai baik dan lamanya (sudah pasti baik dan lama), kemudian beliau shalat 4 rakaat lagi jangan kamu tanya mengenai baik dan lamanya, kemudian beliau shalat 3 rakaat (witir).”[1]

Hanya saja di masa khalifah Umar Ra, khusus di bulan Ramadhan oleh khalifah shalat tahajud dikerjakan secara berjamaah dan masanya diawalkan yakni selepas shalat isya’.

Tujuan sang khalifah antara lain adalah agar umat Islam dapat mempersungguh meraih pahala yang sebesar-besarnya di bulan Ramadhan.

Kata taraweh diambil dari kata ar-raahah yang berarti istirahat, menurut al-Hafiz Ibnu Hajar, adanya disebut taraweh sebab dalam pelaksanaan shalat taraweh diselingi dengan istirahat, artinya tidak sekaligus 11 rakaat dengan sekali salam;

سُمِّيَتِ الصَّلَاةُ فِي الْجَمَاعَةِ فِي لَيَالِي رَمَضَانَ التَّرَاوِيحَ لِأَنَّهُمْ أَوَّلَ مَا اجْتَمَعُوا عَلَيْهَا كَانُوا يَسْتَرِيحُونَ بَيْنَ كُلِّ تَسْلِيمَتَيْنِ.
Adanya shalat jamaah di malam-malam bulan Ramadhan disebut taraweh, karena sesungguhnya mereka pertamakali mengerjakannya beristirahat di antara setiap dua salam”.[2]

Penjelasan di atas juga sejalan dengan hadits dari ummul mukminin Aisyah Ra;

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فِي اللَّيْلِ، ثُمَّ يَتَرَوَّحُ، فَأَطَالَ حَتَّى رَحِمْتُهُ، الحديث.
Dari Aisyah Ra dia berkata; Rasulullah Saw shalat empat rakaat di suatu malam kemudian istirahat, maka beliau berlama-lama (dalam istirahatnya) sehingga aku menyayanginya, dst.”[3]

Jadi cara pelaksanaan shalat taraweh 11 rakaat, ada dua cara, yaitu :

Pertama; Sebagaimana zahir hadits di atas yaitu taraweh; 4 rakaat, istirahat + 4 rakaat, istirahat = 8 rakaat, kemudian ditambah dengan  witir 3 rakaat = 11 rakaat.

Kedua; Dengan cara taraweh; 2 rakaat + 2 rakaat, istirahat + 2 rakaat + 2 rakaat, istirahat + 2 rakaat = 10 rakaat, kemudian ditambah dengan witir 2 rakaat + 1 rakaat = 11 rakaat. Berdasarkan hadits penjelasan Rasulullah saw saat ditanya oleh seseorang tentang praktik shalat tahajud, jawaban beliau;

«مَثْنَى مَثْنَى، فَإِذَا خَشِيتَ الصُّبْحَ فَأَوْتِرْ بِوَاحِدَةٍ، تُوتِرُ لَكَ مَا قَدْ صَلَّيْتَ».
Dua rakaat, dua rakaat (hingga 5 kali atau tanpa batasan) ketika kamu khawatir masuk waktu subuh maka witirlah dengan satu rakaat, untuk menjadikan ganjil bagi  shalat yang telah kamu kerjakan.”[4]

Selamat mengerjakan.



[1] HR. Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari (Kitab al-Jumu’ah) : 1147.
[2] Ibnu Hajar, al-‘Asqalani (w. 852 H), Fathu al-Bari Syarh Shahih al-Bukhari, Dar al-Ma’rifah, Beirut 1379 H, Juz 4/250.
[3] HR. Al-Baihaqi, Sunan al-Kubra (Kitab as-Shalat) : 8/289.
[4] HR. Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari (Kitab as-Shalat) : 473

No comments:

Wasatiyyah Concept

Wasatiyyah is a moderate concept in Islamic practice. The word wasatiyyah is derived from the word wasatan (وسطا) found in the Qur'an...